Di masa serba mudah dan serba di manjakan oleh peralatan canggih seperti sekarang ini menyebabkan kita lupa akan olah raga, menjaga kesehatan karena sudah merasa enak. Nah, ibaratnya kalau katak di masukkan kedalam baskon kemudian dipanaskan perlahan, lama lama katak akan menjadi swikee, begitu juga klo manusia di biarkan terus menikmati keenakannya lama-lama akan seperti katak, mulai ada penyakit diabetes, asam urat, hipertensi, jantung, obesitas dan lain sebagainya. Apa sih sebenarnya obesitas itu bagaimana penanganan yang ideal dan efektif?
Obesitas adalah keadaan kelebihan massa jaringan lemak dalam tubuh. Obesitas tidak bolehdidefinisikan dengan berat badan saja, karena otot individu bisa saja menjadi kelebihan berat badan tetapi tanpa peningkatan jaringan lemak.
Metode yang sering dipakai untuk status berat badan dan resiko penyakit adalah dengan indeks massa tubuh (IMT) yang mana sama dengan berat badan dalam kilogram di bagi tinggi badan dalam meter kuadrat.
Berikut ini adalah kategori klasifikasi status berat badan dan resiko penyakit diabetes dan penyakit jantung berdasarkan indeks massa tubuh:
- < 18,5 : kurang berat badan
- 18,5-24,9 : berat badan sehat
- 25-29,9 : berat badan berlebih dengan resiko penyakit meningkat
- 30-34,9 : Obesitas kelas 1 dengan resiko tinggi
- 35-39,9 : Obesitas kelas 2 dengan resiko sangat tinggi
- >40 : Obesitas kelas 3 dengan resiko ekstrem tinggi
Biasanya obesitas disebabkan oeleh berbagai faktor seperti pemasukan energi meningkat, berkurangnya pengeluaran energi atau kombinasi dari kedua faktor tersebut. Akumilasi berlebihan dari lemak tubuh adalah akibat dari faktor lingkungan, genetik, sosial dan kondisi ekonomi.
Adapun penyebab sekunder dari obesitas termasuk cedera hipotalamus, keadaan hipotiroid dan sindrom cushing. Berikut adalah berbagai obat yang dapat menyebabkan penambahan berat badan seperti obat diabetes golongan insulin, sulfonilurea dan tiazolidinedion, glukokortikoid, obat psikogenik, monoamin oxidase inhibitor, paroxetine, mirtazaoine, obat antiepilepsi valproat, gabapentin dan karbamazepine.
Penderita Obesitas bisanya bisa lebih rentan terkena penyakit jantung, penyakit darah tinggi, penyakit kandung empedu, penyakit asam urat, radang sendi, diabetes, penyakit kanker tertentu dan penyakit gangguan tidur.
Untuk penatalaksanaan obesitas sebenarnya adalah bukan hal yang mudah jika tidak disertai dengan niat, pengaturan pola makan dan pola hidup yang benar. Obesitas adalah kondisi medis kronis yang memerlukan penatalaksanaan terus-menerus dan modifikasi pola hidup. Diet, olahraga dan terapi perilaku direkomendasikan bagi penderita dengan IMT lebih dari atau sama dengan 25 kg/m2.
Modifikasi perilaku hidup termasuk konseling kelompok, pengaturan menu setiap hari dan pengubahan pola makanan harus segera dilakukan. Perilaku makan harus dimonitor secara hati-hati seperti hindari makanan siap saji, makanan dengan porsi kecil tapi sering dan harus biasakan sarapan. Aktivitas fisk harus ditingkatkan ke angka minimal 150 menit aktivitas fisik sedang setiap minggu. Tentunya semua itu akan lebih mudah jika dibantu oleh seorang dokter ahli gizi.
Untuk terapi obat biasanya digunakan pada penderita obesitas dengan IMT lebih dari 30 kg/m2atau lebih dari 27 kg/m2 dengan komplikasi. Sibutramine adalah contoh obat yang menghambat pengambilan kembali di otak terhadap zat norepinefrin dan serotonin.
Sibutramine ini bisa menurunkan 5-9 persen berat badan dalam kurun waktu 12 bulan. Sedangkan Orlistat adalah sebuah zat penghambat dari enzim lipase usus halus yang menyebabkan penurunan berat badan 9-10 persen. Sedangkan metformin yang merupakan obat penurun gula darah juga cenderung menurunkan berat badan pada pasien dengan obesitas dan diabetes.
Terapi pembedahan harus dipertimbangkan pada pasien dengan IMT lebih dari 35-40 kg/m2 yang disertai kondisi medis serius dan tidak bisa mentolelir jenis pengobatan lainnya. Jenis pembedahan ini secara umum bisa menurunkan berat badan sekitar 30 persen yang bisa dipertahankan sekitar 60 persen pasien selama 5 tahun.
More From Author
Kesehatan